Tata Tulis Bahasa


BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang masalah
Bahasa Indonesia adalah bahasa melayu yang dijadikan sebagai bahasa resmi Republik Indonesia, bahasa Indonesia di resmikan penggunaannya setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
Bahasa adalah kemampuan yang dimiliki manusia untuk dipergunakan bertutur dengan manusia lainnya, misalnya dengan kata dan gerakan. Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Bahasa alami adalah bicara atau bahasa isyarat, tapi setiap bahasa dapat disandikan ke dalam media kedua menggunakan stimulus audio, visual sebagai contohnya, dalam tulisan grafis, atau siulan.  Bahasa itu berisi pikiran, keinginan, atau perasaan yang ada pada diri si pembicara atau penulis. Bahasa yang digunakan itu hendaklah dapat mendukung maksud secara jelas agar apa yang dipikirkan, diinginkan, atau dirasakan itu dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Kalimat yang dapat mencapai sasarannya secara baik disebut dengan kalimat efektif
Dalam buku “Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi”, E. Zainal Arifin dan S. Amran Tasai menyebutkan bahwa, kalimat efektif adalah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Ketidakefektifan kalimat dapat membuat pesan yang disampaikan pembicara atau penulis tereduksi, sehingga akan beda maknanya saat ditangkap oleh pendengar atau pembicara
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat dan dapat dipahami oleh pendengar/pembaca juga secara tepat. Kalau gagasan yang disampaikan sudah tepat, pendengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud oleh penulis atau pembicaranya. Akan tetapi, kadang-kadang harapan itu tidak tercapai. Misalnya, ada sebagian lawan bicara atau pembaca tidak memahami apa maksud yang diucapkan atau yang dituliskan. Supaya kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan eksplisit. Artinya, unsur-unsur kalimat seharusnya ada yang tidak boleh dihilangkan. Sebaliknya, unsur-unsur yang seharusnya tidak ada tidak perlu dimunculkan. Kelengkapan dan keeksplisitan semacam itu dapat diukur berdasarkan keperluan komunikasi dan kesesuaiannya dengan kaidah (Mustakim, 1994:86).

1.2  Pembatasan Masalah
1.      Kalimat efektif
2.      Prinsip Kalimat efektif
3.      Ciri Kalimat efektif
4.      Unsur yang terkandung dalam kalimat efektif
5.      Struktur kalimat efektif
6.      Syarat terbentuknya kalimat efektif
1.3  Perumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2.      Prinsip-prinsip apa yang harus ada di kalimat efektif?
3.      Apa ciri-ciri kalimat efektif?
4.      Apa saja unsur-unsur kalimat?
5.      Bagaimana struktur kalimat efektif?
6.      Apa syarat yang mendasari kalimat efektif?
7.      Apa yang membuat Kesalahan Penggunaan Bahasa dalam Keseharian?

 1.4   Tujuan Penulisan
1.      Agar tidak terjadi kesalahan dalam penggunakan bahasa Indonesia.
2.      Dapat lebih mengerti pembahasan mengenai konsep dasar penggunaan Kalimat Efektif.
3.      Mengetahui penulisan kalimat efektif yang baik dan benar
4.      Menambah wawasan tentang Bahasa Indonesia
1.5   Kegunaan Penelitian
1.      Mengetahui pengertian kalimat efektif
2.      Mengetahui gambaran umum tentang kalimat efektif
3.      Mengetahui struktur-struktur kalimat efektif
4.      Mengetahui kalimat-kalimat yang boleh dipergunakan


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian kalimat efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat.

2.2 Prinsip-prinsip kalimat efektif
Kalimat efektif memiliki prinsip-prinsip yang harus dipenuhi yaitu kesepadaan, keperarelan, kehematan kata, kecermatan, ketegasan, kepaduan, dan kelogisan kalimat. Prinsip prinsip kalimat efektif tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
a.      Kesepadaan struktur
Kesepadaan adalah keseimbangan antara gagasan atau pemikiran dengan struktur bahasa yang dipakai dalam kalimat. Kesepadaan dalam kalimat ini diperhatikan dengan adanya kesatuan gagasan dan kesatuan pikiran. Ciri-ciri kalimat yang memiliki kesepadaan struktur, yaitu:

1.      Memiliki subjek dan predikat yang jelas
Ketidak jelasan subjek atau predikat suatu kalimat tentu saja membuat kalimat itu tidak efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian kata depan di, dalam bagi untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua calon karyawan harus mengikuti kegiatan seleksi (Tidak efektif)
Semua calon karyawan harus mengikuti kegiatan seleksi (efektif)
Untuk menghindari ketidak jelasan subjek,hindarilah pemakaian kata depan (preposisi) di depan subjek.
2.      Tidak memiliki subjek yang ganda di dalam kalimat tunggal.
Contoh:
Pembagunan jalan itu kami dibantu oleh semua warga desa (tidak efektif)
Dalam pembangunan jembatan itu, kami dibantu oleh semua warga desa (efektif)
b.      Kepararelan bentuk
Kalimat efektif memiliki kesamaan bentuk kata yang digunakan di dalam kalimat. Yang dimaksud dengan kesamaan bentuk  kata adalah jika kata pertama berbentuk verba, maka kata selanjutnya berbentuk verba. Namun, jika kata pertamanya berbentuk nomina, maka kata selanjutnya berbentuk nomina.

Contoh :
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. (tidak efektif)
Langkah-langkah dalam menulis kalimat efektif adalah memahami, mengetahui, dan mengaplikasikan definisi kalimat efektif. (Efektif)

C. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan. Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan adalah:
                                                                      
1. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh:
Saya tidak suka membaca dan saya tidak suka menulis.        (Tidak efektif)
Saya tidak suka membaca dan menulis.                                    (Efektif)

2.      Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh:
Saya hanya memiliki 3 buah pulpen saja.          (Tidak efektif)
Saya hanya memiliki 3 buah pulpen.                   (Efektif)

3. Menghindari penjamakan kata pada kata jamak
Para mahasiswa-mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.    (Tidak efektif)
Para mahasiswa berunjuk rasa di depan gedung rektorat.                          (Efektif)

D. Kecermatan
Yang dimaksud kecermatan adalah cermat dan tepat dalam memilih kata sehingga tidak menimbulkan kerancuan dan makna ganda.
Contoh:
Guru baru pergi ke ruang guru.            (Tidak efektif)
Guru yang baru pergi ke ruang guru.   (Efektif)




E. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokonya sehingga ide pokonya menonjol di dalam kalimat tersebut.  Berikut cara memberikan penegasan pada kalimat efektif.

1. Meletakan kata kunci di awal kalimat
Contoh:
Sudah saya baca buku itu.      (Tidak efektif)
Buku itu sudah saya baca.      (Efektif)


2. Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh:
Pertemuan itu dihadiri oleh menteri pendidikan, gubernur dan presiden.   (Tidak efektif)
Pertemuan itu dihadiri oleh presiden, menteri pendidikan dan gubernur.     (Efektif)

F. Kepaduan
Kalimat efektif memiliki kepaduan pernyataan sehingga informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah.

Contoh:
Budi membicaran tentang pengalaman liburannya.   (Tidak efektif)
Budi membicarak pengalaman liburannya.                   (Efekti)

G. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah EYD.

Contoh:
Waktu dan tempat kami persilahkan!     (Tidak efektif)
Bapak kepala sekolah kami persilahkan! (Efekti)

2.3 Ciri-ciri kalimat efektif
Kalimat efektif memiliki ciri ciri yaitu:
1.      Memiliki kesatuan gagasan atau ide pokok.
2.      Menggunakan kata atau frase imbuhan yang memiliki kesamaan.
3.      Tidak menggunakan kata-kata yang tidak perlu.
4.      Memberikan penekanan pada bagian-bagian yang penting.
5.      Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur SP.
6.      Taat terhadap tata aturan ejaan yang berlaku.
7.      Menggunakan diksi yang tepat.
8.      Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis.
9.      Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
10.  Menggunakan variasi struktur kalimat.

     Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat menyampaikan pesan (informasi) secara singkat, lengkap, dan mudah diterima oleh pendengar. Yang dimaksud singkat dalam hal ini adalah hemat dalam penggunaan kata -kata. Hanya kata - kata yang diperlukan saja yang digunakan. Penggunaan kata yang tidak perlu atau mubazir berarti sama saja dengan pemborosan. Hal itu tentu bertentangan dengan prinsip kalimat efektif yang hemat. Meskipun dalam kalimat efektif hemat dalam penggunaan kata, kalimat efektif tetap juga harus lengkap yang artinya semua itu harus disampaikan.
2.4 Unsur-unsur kalimat efektif
1.        Unsur Kalimat
·         Subjek
Subjek (S) adalah bagian kalimat menunjukkan pelaku, tokoh, sosok (benda), sesuatu hal, suatu masalah yang menjadi pangkal/pokok pembicaraan. Subjek biasanya diisi oleh jenis kata/frasa benda (nominal), klausa, atau frasa verbal. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh sebagai berikut ini:
a)      Ayahku sedang melukis.
b)      Meja direktur besar.
c)      Yang berbaju batik dosen saya.
d)      Berjalan kaki menyehatkan badan.
e)      Membangun jalan layang sangat mahal.
Kata-kata yang dicetak tebal pada kalimat di atas adalah Subjek. Contoh Subjek yang diisi oleh kata dan frasa benda terdapat pada kalimat (a) dan (b), contoh Subjek yang diisi oleh klausa terdapat pada kalimat (c), dan contoh Subjek yang diisi oleh frasa verbal terdapat pada kalimat (d) dan (e).
Dalam bahasa Indonesia, setiap kata, frasa, klausa pembentuk Subjek selalu merujuk pada benda (konkret atau abstrak). Pada contoh di atas, kendatipun jenis kata yang mengisi Subjek pada kalimat (c), (d) dan (e) bukan kata benda, namun hakikat fisiknya tetap merujuk pada benda. Bila kita menunjuk pelaku pada kalimat (c) dan (d), yang berbaju batik dan berjalan kaki tentulah orang (benda). Demikian juga membangun jalan layang yang menjadi Subjek pada kalimat (e), secara implisit juga merujuk pada “hasil membangun” yang tidak lain adalah benda juga. Di samping itu, kalau diselami lebih dalam, sebenarnya ada nomina yang lesap, pada awal kalimat (c) sampai (e), yaituorang pada awal kalimat (c) dan kegiatan pada awal kalimat (d) dan (e).

Selain ciri di atas, Subjek dapat juga dikenali dengan cara bertanya dengan memakai kata tanya siapa (yang)… atau apa (yang)… kepada P. Kalau ada jawaban yang logis atas pertanyaan yang diajukan, itulah Subjek. Jika ternyata jawabannya tidak ada dan atau tidak logis berarti kalimat itu tidak mempunyai Subjek. Inilah contoh “kalimat” yang tidak mempunyai Subjek karena tidak ada/tidak jelas pelaku atau bendanya.

a)      Bagi siswa sekolah dilarang masuk.
b)      Di sini melayani obat generic.
c)      Memandikan adik di pagi hari.
Contoh (a) sampai (c) belum memenuhi syarat sebagai kalimat karena tidak mempunyai S. Kalau ditanya kepada P, siapa yang dilarang masuk pada contoh (a) siapa yang melayani resep pada contoh (b) dan siapa yang memandikan adik pada contoh (c), tidak ada jawabannya. Kalaupun ada, jawaban itu terasa tidak logis.
Ciri - ciri subjek :
ü  Jawaban apa atau siapa
ü  Disertai kata itu
ü  Didahului kata bahwa
ü  Tidak didahului preposisi atau  depan
ü  Berupa kata benda atau frase benda
Subjek
SUBJEK
PREDIKAT
Ibunya
Karyawan Bank
Mereka
Bekerja
Kami
Rajin
Mereka
Berlima


·         Predikat
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitahu melakukan (tindakan) apa atau dalam keadaan bagaimana subjek (pelaku/tokoh atau benda di dalam suatu kalimat). Selain memberitahu tindakan atau perbuatan subjek (S), Predikat dapat pula menyatakan sifat, situasi, status, ciri, atau jatidiri Subjek. termasuk juga sebagai Predikat dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki oleh Subjek. predikat dapat juga berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numeralia, nomina, atau frasa nominal. Perhatikan contoh berikut:

a)      Kuda meringkik.
b)     Ibu sedang tidur siang.
c)      Putrinya cantik jelita.
d)     Kota Jakarta dalam keadaan aman.
e)      Kucingku belang tiga.
f)       Robby mahasiswa baru.
g)      Rumah Pak Hartawan lima.
Kata-kata yang dicetak tebal dalam kalimat di atas adalah Predikat. katameringkik pada kalimat (a) memberitahukan perbuatan kuda. Kelompok katasedang tidur siang pada kalimat (b) memberitahukan melakukan apa ibu,cantik jelita pada kalimat (c) memberitahukan bagaimana putrinya, dalamkeadaan aman pada kalimat (d) memberitahukan situasi kota Jakarta, belang tiga pada kalimat (e) memberitahukan ciri kucingku, mahasiswa baru pada kalimat (f) memberitahukan status Robby, dan lima pada kalimat (g) memberitahukan jumlah rumah Pak Hartawan.

Berikut ini contoh kalimat yang tidak memiliki Predikat karena tidak ada kata-kata menunjuk pada perbuatan, sifat, keadaan, ciri, atau status pelaku atau bendanya.
a)      Adik saya yang gendut lagi lucu itu.
b)      Kantor kami yang terletak di Jln. Gatot Subroto.
c)      Bandung yang terkenal kota kembang.
Walaupun contoh (a), (b), (c) ditulis persis seperti lazimnya kalimat normal, yaitu diawali dengan huruf  kapital dan diakhiri dengan tanda titik, namun di dalamnya tidak ada satu kata pun yang berfungsi sebagai Predikat. Tidak ada jawaban atas pertanyaan melakukan apa adik yang gendut lagi lucu (pelaku) pada contoh (a), tidak ada jawaban atas pertanyaan kenapa atau ada apa dengan kantor di Jalan Gatot Subroto dan Bandung terkenal sebagai kota kembang itu pada contoh (b) dan (c). karena tidak ada informasi tentang tindakan, sifat, atau hal lain yang dituntut oleh P, maka contoh (a), (b), (c) tidak mengandung Predikat. Karena itu, rangkaian kata-kata yang cukup panjang pada contoh (a), (b), (c) itu belum merupakan kalimat, melainkan baru merupakan kelompok kata atau frasa.  
Ciri - ciri predikat :
ü  Jawaban mengapa atau bagaimana
ü  Disertai kata adalah, yakni, yaitu, merupakan
ü  Dapat diingkarkan
ü  Dapat disertai kata keterangan aspek
ü  Dapat disertai kata keterangan modalitas
ü  Tidak didahului kaya yang
Predikat dapat berupa:
1.            Kata benda atau frase benda.
2.            Kata kerja atau frase kerja.
3.            Kata sifat atau frase sifat.
4.            Kata bilangan atau frase  bilangan.
5.            Kata depan atau frase depan.

·         Objek
Objek (O) adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. objek pada umumnya diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa. Letak Objek selalu di belakang Predikat yang berupa verba transitif, yaitu verba yang menuntut wajib hadirnya Objek, seperi pada contoh di bawah ini.
a)      Nurul menimang …
b)      Arsitek merancang …
c)      Juru masak menggoreng …
Verba transitif menimang, merancang, dan menggoreng pada contoh tersebut adalah Predikat yang menuntut untuk dilengkapi. Unsur yang akan melengkapi Predikat pada ketiga kalimat itulah yang dinamakan objek.
Jika Predikat diisi oleh verba intransitif, Objek tidak diperlukan. Itulah sebabnya sifat Objek dalam kalimat dikatakan tidak wajib hadir. Verba intransitive mandi, rusak, pulang yang menjadi Predikat dalam contoh berikut tidak menuntut untuk dilengkapi.
a)      Nenek mandi.
b)      Komputerku rusak.
c)      Tamunya pulang.
Objek dalam kalimat aktif dapat berubah menjadi Subjek jika kalimatnya dipasifkan. Perhatikan contoh kalimat berikut yang letak Objek-nya di belakang dan ubahan posisinya bila kalimatnya dipasifkan.

1) Martina Hingis mengalahkan Yayuk Basuki (O)
2) Yayuk Basuki (S) dikalahkan oleh Martina Hingis.
1) Orang itu menipu adik saya (O)
2)   Adik saya (S) ditipu oleh oran itu.
Ciri - ciri Objek :
ü  Langsung dibelakang predikat kata yang berupa kata kerja transitif.
ü  Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
ü  Tidak didahului preposisi

Subjek
Predikat
Objek
Mereka
Mendistribusikan
Bahan ujian
Ia
Melaporkan
Hal itu

·         Pelengkap
Pelengkap (P) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi Predikat. letak Pelengkap umumnya di belakang Predikat yang berupa verba. Posisi seperti itu juga ditempati oleh Objek, dan jenis kata yang mengisi Pelengkap dan Objek juga sama, yaitu dapat berupa nomina, frasa nominal, atau klausa. Namun, antara Pelengkap dan Objek terdapat perbedaan. Perhatikan contoh di bawah ini:
a. Ketua MPR membacakan Pancasila.
             S                  P             O


b. Banyak orpospol berlandaskan Pancasila.
                S                    P                  Pel
Kedua kalimat aktif (a) dan (b) yang Pel dan O-nya sama-sama diisi  oleh nomina Pancasila, jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat (a) yang menempatkan Pancasila sebagai O. Ubahan kalimat (a) menjadi kalimat pasif adalah sebagai berikut:

Pancasila dibacakan oleh ketua MPR.
        S                     P               O
 Posisi Pancasila sebagai Pel pada kalimat (b) tidak bisa dipindah ke depan menjadi S dalam kalimat pasif. Contoh berikut adalah kalimat yang tidak gramatikal.
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol.
        Hal lain yang membedakan Pelengkap dan Objek adalah jenis pengisinya. Selain diisi oleh nomina dan frasa nominal, Pelengkap dapat juga diisi oleh frasa adjectival dan frasa preposisional.
Di samping itu, letak Pelengkap tidak selalu persis di belakang Predikat. Apabila dalam kalimatnya terdapat Objek, letak pel adalah di belakang Objek sehingga urutan penulisan bagian kalimat menjadi S-P-O-Pel. Berikut adalah beberapa contoh pelengkap dalam kalimat.
1.      Sutardji membacakan pengagumnya puisi kontemporer.
2.      Mayang mendongengkan Rayhan Cerita si Kancil.
3.      Sekretaris itu mengambilkan atasannya air minum.
4.      Annisa mengirimi kakeknya kopiah bludru.
5.      Pamanku membelikan anaknya rumah mungil.
Ciri - ciri Pelengkap :
ü   Terletak dibelakang objek.
ü   Bukan unsur utama

subjek
predikat
objek
Pelengkap
-Adik
Bermain
Bola
Basket
-Ibu
Membelikan
Adik
Baju

·         Keterangan
Keterangan (Ket) adalah bagian kalimat yang menerangkan berbagai hal mengenai bagian kalimat yang lainnya. Unsur Ket dapat berfungsi menerangkan S, P, O, dan Pel. Posisinya bersifat bebas, dapat di awal, di tengah, atau di akhir kalimat. Pengisi Ket adalah frasa nominal, frasa preporsisional, adverbia, atau klausa.
Ciri - ciri keterangan :
ü  Bukan unsur utama.
ü  Tidak terkait posisi.
 Tidak terkait posisi.
1.      Keterangan waktu
2.      Keterangan tempat
3.      Keterangan tujuan
4.      Keterangan sebab
5.      Keterangan akibat
6.      Keterangan tambahan
7.      Keterangan aposisi
8.      Keterangan aspek
Predikat
Objek
Pelengkap
keterangan
Bermain
Bola
Basket
kemarin
Membaca
-buku
cerit
Dikelas



2.5 Struktur kalimat efektif
Struktur kalimat efektif  haruslah benar. Kalimat itu harus memiliki kesatuan bentuk, sebab kesatuan bentuk itulah yang menjadikan adanya kesatuan arti. Kalimat yang strukturnya benar tentu memiliki kesatuan bentuk dan sekaligus kesatuan arti. Sebaliknya kalimat yang strukturnya rusak atau kacau, tidak menggambarkan kesatuan apa-apa dan merupakan suatu pernyataan yang salah.
Jadi, kalimat efektif selalu memiliki struktur atau bentuk yang jelas. Setiap unsur yang terdapat di dalamnya (yang pada umumnya terdiri dari kata) harus menempati posisi yang jelas dalam hubungan satu sama lain. Kata-kata itu harus diurutkan berdasarkan aturan-aturan yang sudah dibiasakan. Tidak boleh menyimpang, aalagi bertentangan. Setiap penyimpangan biasanya akan menimbulkan kelainan yang tidak dapat diterima oleh masyarakat pemakai bahasa itu.
Misalnya, Anda akan menyatakan Saya menulis surat buat Dosen. Efek yang ditimbulkannya akan sangat lain, bila dikatakan:
1.    Buat Dosen menulis surat saya.
2.    Surat saya menulis buat Dosen.
3.    Menulis saya surat buat Dosen.
4.    Dosen saya buat menulis surat.
Walaupun kata yang digunakan dalam kalimat itu sama, namun terdapat kesalahan. Kesalahan itu terjadi karena kata-kata tersebut (sebagai unsur kalimat) tidak jelas fungsinya. Hubungan kata yang satu dengan yang lain tidak jelas. Kata-kata itu juga tidak diurutkan berdasarkan apa yang sudah ditentukan oleh pemakai bahasa. Biasanya yang terjadi akibat penyimpangan terhadap kebiasaan struktural pemakaian bahasa pada umumnya. Akibat selanjutnya adalah kekacauan pengertian. Agar hal ini tidak terjadi, maka si pemakai bahasa selalu berusaha mentaati hukum yang sudah dibiasakan.

2.6 kesalahan dalam penggunaan kalimat efektif
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita temui beberapa contoh penggunaan tata bahasa Indonesia yang salah. Penggunaan tanda baca, kosa kata, dan sebagainya pada spanduk, voucher, baliho dan sebagaianya sering terdapat kesalahan. Meskipun hal tersebut dianggap sepele, namun tentu itu melenceng dari kaedah asli bahasa Indonesia. Disini penulis akan mencoba memaparkan beberapa contoh penggunaan bahasa yang salah dan bagaimana penggunaan bahasa yang seharusnya. Beberapa contoh penggunaan tata bahasa yang salah :
1.      Penulisan harga sering mengalami kesalahan, banyak yang menuliskan Rp. 5.000,- padahal seharusnya Rp5.000,00.
2.      Penulisan nama dengan gelar yang dimiliki juga sering salah.
3.      Penggunaan tanda (sampai dengan) sering disingkat menjadi s/d namun seharusnya adalah s.d.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa dan untuk menguasai suatu keterampilan kita harus rajin berlatih begitu juga dengan keterampilan menulis. Agar kita menguasai keterampilan menulis kita harus rajin berlatih menulis, karena menulis mempunyai aturan (asas menulis yang baik dan benar). Penggunaan kalimat efektif dalam menulis termasuk menulis pengalaman pribadi sangat kurang sekali. Penulis lebih sering beranggapan bahwa menulis pengalaman pribadi tidak memerlukan/ membutuhkan tata cara menulis, karena penulis beranggapan bahwa menulis pengalaman pribadi hanya dikonsumsi diri sendiri, jadi kalimat – kalimat yang digunakan tidak sesuai EYD atau tidak efektif. Melalui pembelajaran ini diharapkan penulis dapat menggunakan kalimat efektif dalam menulis pengalaman pribadi. Karenapembelajaran ini secara langsung memberikan gambaran tentang apa itu kalimat efektif dan bagaimana kalimat efektif dalam menulis pengalaman pribadi.
Ø  Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis atau pembicara secara tepat sehingga pndengar/pembaca dapat memahami pikiran tersebut dengan mudah, jelas dan lengkap seperti apa yang dimasud oleh penulis atau pembicaranya.
Ø  Unsur-unsur dalam kalimat meliputi : subjek (S), prediket (P), objek (O), pelengkap (Pel), dan keterangan (Ket).
Ø  Ciri-ciri kalimat efektif yaitu : Kesepadanan, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, kelogisan.

3.2        Saran
·         Bagi para pendidik
Para pendidik sebaiknya memahami dengan seksama dan bena tentang bahasa indnesia yang memiliki berbagai ragam bahasa supaya dalam proses kegiatan belajar mengajar teradi komunikas yang baik dan tepat penggunaan bahasanya antara pendidik dengan peserta didik.
·         Bagi calon pendidik
Para calon pendidik sebaiknya memahami dan mencari pengetahuan secara seksama mengenai materi dalam makalah ini supaya pada saat pendidik terjun ke lapangan tidak terjadi kekeliruan dalam pemakaian bahasa terhadap peserta didik dengan pedidik.
·         Bagi lembaga sekolah
Lembaga sekoah sebaiknya memberikan dan menekankan perhatian penuh terhadap penggunaan ragam bahasa yang tepat agar terjalin komunikasi yang selaras.


DAFTAR PUSTAKA

Comments

Popular posts from this blog

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

Kode Etik, Profesi Insinyur

ETIKA BISNIS