ETIKA BISNIS


ETIKA BISNIS

A. Kode etik dalam bisnis 
  • Pengendalian diri

Artinya, pelaku-pelaku bisnis mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun. Disamping itu, pelaku bisnis sendiri tidak mendapatkan keuntungan dengan jalan main curang atau memakan pihak lain dengan menggunakan keuntungan tersebut. Walau keuntungan yang diperoleh merupakan hak bagi pelaku bisnis, tetapi penggunaannya juga harus memperhatikan kondisi masyarakat sekitarnya. Inilah etika bisnis yang “etik”
  • Pengembanan akan tanggung jawab secara sosial

Bahwa setiap perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku kepentingan yang diantaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas, dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan mencakup aspek ekonomi, sosial dan lingkungan.
  • Menciptakan persaingan yang sehat

Persaingan wajar dengan mematuhi aturan main tertentu disebut persaingan sehat dan memberi dampak positif bagi pihak-pihak yang bersaing, aitu adanya motivasi untuk lebih baik
  • Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”

Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa datang.
  • Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)

Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.
  •  Mampu menyatakan Benar dan Salah

Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit  (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan “katabelece” dari “koneksi” serta melakukan “kongkalikong” dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
  • Menumbuhkan sikap saling percaya antar golongan pengusaha

Untuk menciptakan kondisi bisnis yang “kondusif” harus ada sikap saling percaya (trust) antara golongan pengusaha kuat dengan golongan pengusaha lemah, sehingga pengusaha lemah mampu berkembang bersama dengan pengusaha lainnya yang sudah besar dan mapan. Yang selama ini kepercayaan itu hanya ada antara pihak golongan kuat, saat sekarang sudah waktunya memberikan kesempatan kepada pihak menengah untuk berkembang dan berkiprah dalam dunia bisnis
  • Konsekuen dan konsisten dengan aturan main bersama

Semua konsep etika bisnis yang telah ditentukan tidak akan dapat terlaksana apabila setiap orang tidak mau konsekuen dan konsisten dengan etika tersebut. Mengapa? Seandainya semua ketika bisnis telah disepakati, sementara ada “oknum”, baik pengusaha sendiri maupun pihak yang lain mencoba untuk melakukan “kecurangan” demi kepentingan pribadi, jelas semua konsep etika bisnis itu akan “gugur” satu demi satu
  • Memelihara kesepakatan

Memelihara kesepakatan atau menumbuh kembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. Jika etika ini telah dimiliki oleh semua pihak, jelas semua memberikan suatu ketentraman dan kenyamanan dalam berbisnis.
  •  Menuangkan ke dalam hukum positif

Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis tersebut.

B. Terdapat sifat sifat etika yang dapat menjadi pembeda dengan norma yang lain. Diantaranya adalah:
  • Etika akan tetap berlaku meskipun tidak ada orang lain yang menyaksikannya.
  • Etika memiliki sifat absolut atau mutlak.
  • Dalam suatu etika memiliki cara pandang dari sisi batiniah manusia.
  • Etika sangat erat berkaitan dengan perbuatan atau perilaku manusia


C. Etika yang Wajib Dipenuhi Saat Bertemu dengan Klien
  • Melakukan riset sederhana

Mencari tahu sedikit informasi mengenai klien kita, antara lain dari mana latar belakangnya agar kita bisa sedikit mengenal budayanya. Contohnya ketika kita harus berhadapan dengan klien dari negara berbeda, tentu cara perkenalan dirinya juga akan berbeda.
  • Melakukan konfirmasi kehadiran

Jika ini memang bukan tugasmu, ada baiknya mengingatkan orang yang memiliki kewajiban ini. Jangan sampai terjadi miss communication mengenai waktu dan tempat pertemuan.
  • Datang tepat waktu

Persiapkan diri untuk datang lebih awal agar kita tidak datang terlambat dan dianggap meremehkan mereka.
  • Perkenalkan diri dan bertukar kartu nama

Perkenalkan diri anda dengan sopan dan ramah. Tak lupa, kamu juga harus ingat untuk membawa kartu nama. Biasanya kartu nama diberikan usai perkenalan.
  • Mengucapkan terima kasih

Setelah selesai, jangan lupa untuk menjabat tangannya dan mengucapkan terima kasih. Hal ini berguna untuk meninggalkan kesan positif dimata klien.

KESIMPULAN :
Kode etik dalam bisnis yaitu Pengendalian diri, Pengembanan akan tanggung jawab secara sosial, Menciptakan persaingan yang sehat, Menerapkan Konsep “Pembangunan Berkelanjutan”,  Menghindari Sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi),  Mampu menyatakan Benar dan Salah,  Menumbuhkan sikap saling percaya antar golongan pengusaha, Konsekuen dan konsisten dengan aturan main bersama, memelihara kesepakatan, Menuangkan ke dalam hukum positif,  Menuangkan ke dalam hukum positif.


Comments

Popular posts from this blog

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

Kode Etik, Profesi Insinyur