Review Jurnal PENGENDALIAN PERSEDIAAN MATERIAL UNTUK MEMENUHI SISTEM PRODUKSI MAKE TO ORDER MENGGUNAKAN MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP
REVIEW
JURNAL
Judul
|
PENGENDALIAN
PERSEDIAAN MATERIAL UNTUK MEMENUHI SISTEM PRODUKSI MAKE TO ORDER MENGGUNAKAN
MATERIAL REQUIREMENT PLANNING (MRP)
|
Jurnal
|
Journal
of Research and Technology
|
Volume
dan Halaman
|
Vol. 4 No. 1-12
|
Tahun
|
1/Juni/2018
|
Penulis
|
Nur Rahmawati dan Ayu Aimmatus
Sholichah
|
Reviewer
|
Sindy
Kartika Devi
|
Tanggal
Review
|
15
Juli 2019
|
Tujuan
penelitian
|
Tujuan
dari penelitian ini adalah perencanaan persediaan material sepatu futsal
Airpro yang paling optimal dalam upaya pengendalian persediaan pada CV. Dua
Putra.
|
Subjek
penelitian
|
Sepatu
Futsal Airpro
|
Metode
penelitian
|
Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Material Requirement Planning
(MRP).
|
Definisi
MRP
|
MRP
merupakan suatu metode yang digunakan untuk menentukan barang/ bahan, waktu
dan kuantitas komponen dan material yang dibutuhkan untuk pemenuhan kebutuhan
produksi dalam perencanaannya. MRP digunakan untuk perencanaan pengadaan
persediaan dari komponen komponen penyusun produk yang akan diproduksi (Tersine,
1994)
|
Langkah-langkah
metode penelitian
|
Langkah-langkah
yang diterapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1.
Identifikasi dan perumusan permasalahan
2.
Studi pustaka dan studi lapangan
3.
Pengumpulan data (Data historis permintaan sepatu,
futsal dalam satu tahun terakhir, Data lead time penyusunan produk, Data sisa
persediaan material, serta, BOM Tree pembuatan produk)
4.
Pengolahan data (Setelah pengumpulan data,
selanjutnya dilakukan pengolahan data yang ada dengan cara pembuatan Master
production scheduling (MPS) dan Material requirement planning (MRP).)
5.
Analisis hasil MPS dan MRP
6.
Kesimpulan dan saran
|
Hasil Penelitian:
Pengolahan dan Analisis Data
Dari
MPS diatas dapat diketahui bahwa jumlah sepatu Airpro yang harus diproduksi
pada bulan September sebesar 56 kardus, pada bulan Oktober sebesar 56 kardus,
sedangkan jumlah yang harus diproduksi dibulan ke Nopember sebesar 20 kardus.
Karena perusahaan menggunakan tipe produksi make to order, maka nilai MPS sama
dengan nilai actual demand dari perusahaan tersebut.
Dari
MPS level 0 produk Airpro, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi sebanyak
1568 pasang pada tanggal 2 September, 1540 pasang pada tanggal 7 Oktober, serta
560 pasang pada tanggal 4 Nopember. Karena leadtime pemasangan adalah 15 menit
perpasang maka pada baris PORel dimundurkan menjadi 1568 pada tanggal 15
Agustus, 1540 pada tanggal 19 September, serta 560 pada tanggal 30 Oktober.
Pada MTO berlaku:
GR sepatu futsal periode ke-t = MPS
sepatu futsal periode ke –t (Pada produk level 0)
GR
Periode september = MPS periode September = 56 kardus x 28 pasang/kardus = 1568
pasang
Net requirement sepatu futsal periode
ke t = GR sepatu futsal periode ke t
Net
requirement periode September = GR Periode September =1568 pasang
Porec sepatu futsal periode ke t =
Net requirement sepatu futsal periode ke t karena produksi sejumlah pesanan
(lot for lot)
Porec
periode September = Net requirement periode September = 1568 pasang
Porel sepatu futsal periode ke t =
Porec sepatu futsal periode ke t dan dimundurkan sesuai dengan lead timenya.
Lead time produk ke (i) = Jumlah yang harus diproduksi produk ke (i) x LT
produksi/pasang
Lead
time perakitan sepatu futsal = 1568 pasang x 15 menit/pasang = 23.520 menit =
16.33 hari ≈ 17 hari.
Mundurkan
pembuatan 17 hari sebelumnya. Karena dibutuhkan 1568 pada tanggal 2 September,
maka produksi harus dimulai 17 hari sebelumnya pada tanggal 15 Agustus
GR periode ke-t = Porec periode ke t
(Pada produk level sebelumnya) x kebutuhan perpasang
GR
Periode Agustus = porec periode Agustus = 1568 pasang x 1 =1568 pasang
Net requirement periode ke t = GR
periode ke t
Net
requirement periode Agustus = GR Periode Agustus =1568 pasang
Porec periode ke t = Net requirement
periode ke t karena produksi sejumlah pesanan (lot for lot)
Porec
periode Agustus = Net requirement periode Agustus = 1568 pasang
Porel periode ke t = Porec periode ke
t dan dimundurkan sesuai dengan lead timenya. Lead time produk ke (i) = Jumlah
yang harus diproduksi produk ke (i) x LT produksi/pasang
Lead
time perakitan upper shoes = 1568 pasang x 12 menit/pasang = 23.520 menit =
13.06 hari ≈ 14 hari. Mundurkan pembuatan 14 hari sebelumnya. Karena dibutuhkan
1568 pada tanggal 15 Agustus, maka produksi harus dimulai 14 hari sebelumnya
pada tanggal 29 Juli.
Dari
MPS level 1 sub produk Upper shoes, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi
sebanyak 1568 pada tanggal 29 Juli, 1540 pada tanggal 4 September, serta 560
pada tanggal 24 Oktober. Karena leadtime pembuatan Spund Bond Dan Spenco Eva
adalah 1 menit perpasang maka pada baris PORel dimundurkan menjadi 1568 pada
tanggal 27 Juli, 1540 pada tanggal 1 September, serta 560 pada tanggal 23
Oktober.
Dari
MPS level 1 sub produk Upper shoes, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi
sebanyak 1568 pada tanggal 29 Juli, 1540 pada tanggal 4 September, serta 560
pada tanggal 24 Oktober. Karena leadtime pembuatan Spund Bond adalah 1 menit
perpasang maka pada baris PORel dimundurkan menjadi 1568 pada tanggal 27 Juli,
1540 pada tanggal 1 September, serta 560 pada tanggal 23 Oktober.
Dari
MPS level 1 sub produk Upper shoes, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi
sebanyak 1568 pada tanggal 29 Juli, 1540 pada tanggal 4 September, serta 560
pada tanggal 24 Oktober. Karena leadtime pembuatan Merry Mesh adalah 1 menit
perpasang maka pada baris PORel dimundurkan menjadi 1568 pada tanggal 27 Juli,
1540 pada tanggal 1 September, serta 560 pada tanggal 23 Oktober
Dari
MPS level 1 sub produk Upper shoes, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi
sebanyak 1568 pada tanggal 29 juli, 1540 pada tanggal 4 september, serta 560
pada tanggal 24 oktober. Karena leadtime pembuatan Chemical Sheet adalah 1
menit perpasang maka pada baris PORel dimundurkan menjadi 1568 pada tanggal 27
Juli, 1540 pada tanggal 1 September, serta 560 pada tanggal 23 Oktober.
Dari
MPS level 1sub produk Outsole, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi
sebanyak 1568 pada tanggal 5 Agustus, 1540 pada tanggal 9 September, serta 560
pada tanggal 26 Oktober. Karena produk insole texon dibeli secara langsung,
maka leadtime pembuatan sama dengan 0.
Dari
MPS level 1sub produk Outsole, jumlah yang harus sudah selesai diproduksi
sebanyak 1568 pada tanggal 5 Agustus, 1540 pada tanggal 9 September, serta 560
pada tanggal 26 Oktober. Karena produk outsole TPR dibeli secara langsung, maka
leadtime pembuatan sama dengan 0.
Kesimpulan
|
Hasil
penelitian ini adalah:
1.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan
56 box sepatu futsal Airpro pada tanggal 2 September 2017 adalah 33 hari.
Sehingga untuk memenuhi demand pada bulan September produksi harus sudah
dimulai pada tanggal 27 Juli 2017.
2.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan
56 box sepatu futsal Airpro pada tanggal 7 Oktober 2017 adalah 32 hari. Sehingga
untuk memenuhi demand pada bulan Oktober produksi harus sudah dimulai pada
tanggal 1 September 2017.
3.
Lama waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi pesanan
56 box sepatu futsal Airpro pada bulan 4 Nopember adalah 12 hari. Sehingga
untuk memenuhi demand pada bulan Oktober produksi harus sudah dimulai pada
tanggal 23 Oktober 2017.
|
Comments
Post a Comment