Berbagi Nasi Berbagi Dari Hati

I.        ISI
 
    Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang terbagi di suatu lingkungan,yang pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama mengenai suatu hal. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Pada tulisan ini kami akan membahas tentang gerakan sosial “Berbagi Nasi Depok”.



    Komunitas Berbagi Nasi Depok, didirikan pada tanggal 27 Januari 2013, pada mulanya komunitas ini memiliki sebutan sebagai sebuah komunitas tetapi belakangan ini berubah sebutan menjadi gerakan sosial karena gerakan sosial ini lebih mengarah kepada kegiatan-kegiatan sosial. Komunitas kadangkala diartikan sebagai tempat “gaya-gayaan” dan tidak berjalan sesuai tujuan awalnya. Berbagi Nasi adalah suatu gerakan sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berbagi dengan membagikan nasi bungkus kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung dan sangat membutuhkannya.

    Kegiatan Berbagi Nasi sendiri pada mulanya, pertama kali dilaksanakan di kota Bandung dengan cita-cita sederhana yaitu mereka hanya ingin semua warga Bandung sadar akan perbuatan baik, dengan alasan berbuat baik itu,tidak harus dalam bentuk uang, kemudian di buatlah program berbagi nasi, program yang sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh semua kalangan. Kegiatan berbagi nasi terbentuk atas dasar peduli dan kekuatan cinta yang besar terhadap sesama. Sekarang kegiatan berbagi nasi sudah menyebar di sekitar 84 kota di Indonesia. Awalnya, kegiatan berbagi nasi ini dimulai di Bandung dari 2 orang yang konsisten menjalankannya (seminggu 3x). Hingga ahkirnya, kegiatan ini terus menyebar melalui mulut ke mulut dan di ekspose di berbagai media baik media cetak maupun media digital yaitu televisi, dan akhirnya berkembang sampai penjuru nusantara, dari Aceh sampai yang terjauh yaitu Sulawesi Utara.


    Latar belakang terbentuknya gerakan “Berbagi Nasi Depok” dimulai ketika ada 4 orang founder di kota Depok, dimana salah satu dari antara mereka senang memberi rezeki kepada orang yang tidak mampu, setelah pulang kerja ia suka membeli nasi bungkus dan membagikannya kepada para pemulung di sekitar stastiun. Suatu waktu ia pergi ke kota Tasikmalaya dan ketika sampai disana ia bertemu dengan salah seorang anggota “Berbagi Nasi Tasikmalaya” dari kesempatan itu ia diberikan kontak orang-orang yang gemar berbagi nasi di Kota Depok. Pada ahkirnya ada sekitar 4 orang yang memiliki kegemaran yang sama, yaitu berbagi nasi, kemudian membentuk kegiatan Berbagi Nasi di kota Depok.

    Kegiatan Berbagi Nasi ini rutin dilaksanakan setiap satu minggu sekali yaitu di hari Jumat jam 9 malam. Kegiatan ini memiliki tempat berkumpul  di  tangga masuk Dmall Depok dan setelah mereka berkumpul mereka melakukan “Ngider” atau mencari orang yang kurang mampu di jalanan untuk membagikan sebungkus nasi kepada orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan Berbagi Nasi ini dilakukan pada malam hari karena banyak orang yang hidup dijalanan jarang memikirkan makan malam atau sering mengabaikan makan malam mereka. Padahal ketika tubuh tidur secara biologis, tubuh butuh asupan protein karena sewaktu tidur tubuh melakukan pencernaan dan semua organ tubuh bekerja pada saat kita tidur. Kegiatan Berbagi Nasi ini lebih menyasar kepada para pemulung, gelandangan, dan pekerja pekerja yang tidak memiliki penghasilan tetap seperti penjual tissue keliling.

 ( https://twitter.com/berbaginasidpk?lang=id )

    Selain Berbagi Nasi, gerakan ini juga melakukan kegiatan “Berbagi Sarapan” yang dilaksanakan setiap bulan di hari minggu pagi dan diluar kegiatan berbagi nasi, mereka juga melakukan kegiatan buka bersama atau sahur bersama di bulan Ramadhan. Selain itu mereka juga setiap tahunnya, melaksanakan donor darah dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya sosial dan bentuknya berbagi.

    Kegiatan ini juga sering mendapatkan kendala seperti saat mereka memberikan nasi bungkus kepada orang yang salah, seharusnya memberikan nasi bungkus kepada para gelandangan tetapi ternyata mereka memberikannya kepada orang dengan gangguan kejiwaan dan mendapatkan respon yang cukup aneh. Namun mereka tidak gentar untuk terus berbagi kebaikan kepada sesamanya, mereka tidak pernah kapok untuk terus menuai kebaikan kepada sesama.

    Kegiatan Berbagi Nasi ini memiliki sumber dana murni yang berasal dari donatur dan kebetulan kegiatan Berbagi Nasi ini juga aktif di berbagai media sosial untuk menyebarkan informasi dan promosi agar para donatur yang ingin memberikan rezekinya berupa donasi. semuanya murni dari donator, entah itu berasal dari anggota kegiatan ini sendiri atau dari luar anggota berbagi nasi. Pejuang Nasi sendiri adalah istilah yang digunakan kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi baik secara finansial, berdonasi nasi bungkus, maupun teman-teman yang ikut serta dalam membantu membagikan nasi bungkus.

    Ketertarikan Kak Rayi untuk mengikuti gerakan sosial Berbagi Nasi ini diawali oleh ajakan kaka kelasnya yang merupakan founder atau pendiri berbagi nasi. Keterbatasan armada atau kendaraan, membuat kinerja gerakan sosial ini sedikit terhambat, karena banyak donatur yang memberikan sumbangan atau donasinya ditempat yang sulit untuk dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Kak Rayi yang memiliki kendaraan bermotor berrendah hati untuk meminjamkan kendaraannya untuk dipakai dalam kegiatan Berbagi Nasi Depok yang membuat dirinya mau tidak mau ikut dalam kegiatan berbagi nasi. Ketika ia mengikuti para pejuang yang membagikan nasi kepada orang-orang yang tidak mampu, hati Kak Rayi tergerak dan sangat menyambut baik gerakan sosial ini. Pada ahkirnya Kak Rayi selalu mengikuti kegiatan sosial ini,yang membuat dirinya menjadi salah satu pejuang aktif di gerakan sosial “Berbagi Nasi Depok”.

    Namun sangat disayangkan, anggota Berbagi Nasi Depok yang aktif  lebih banyak berasal dari pekerja pekerja kantoran, dan mahasiswa-mahasiswa yang berasak dari luar daerah. Hal ini membuat regenerasi kegiatan Berbagi Nasi, dari tahun ke tahun semakin berkurang dikarena banyak diantara mereka yang kembali ke kampung halamannya karena sudah menamatkan masa kuliahnya di kota Depok. Bagi mereka yang bekerja di kantor-kantor swasta maupun negeri, kadang kala juga menjadi terbatas dalam menyediakan waktunya untuk Berbagi Nasi,karena kesibukan yang melanda. Banyak juga diantara mereka yang bekerja jauh di Kota Depok,yang sangat menyulitkan mereka untuk kembali bergabung dan mengikuti kegiatan ini. Berbagi nasi sangat membutuhkan para pejuang baru, para pejuang yang senantiasa rela untuk meluangkan waktunya berbagi kebaikan kepada setiap orang di jalanan. Kegiatan ini umum untuk siapapun yang ingin ikut ke dalam kegiatan Berbagi Nasi, yang hanya ingin se-sekali datang atau memang ingin aktif setiap minggunya bisa langsung datang ke dalam kegiatan berbagi nasi ini. Mari kita teruskan perjuangan para founder dalam melakukan kegiatan yang sangat mulia ini kepada sesama kita,jangan sampai kegiatan ini meredup dan menghilang, seperti yang terjadi di beberapa kota seperti salah satunya yaitu kota Bogor.

    Kegiatan yang dilakukan saat berbagi nasi tidak hanya terbatas dengan berbagi nasinya saja. namun menurut penuturan Kak Rayi, para pejuang juga melakukan “basa basi/obrolan secara personal”. Banyak diantara pejuang yang ahkirnya mengetahui kendala atau sebab mereka (para gelandangan,dll)  hidup dan bermalam dijalanan. Bahkan ada beberapa diantara orang orang yang hidup dijalanan itu, diberikan bantuan berupa moral dan dana karena keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan hidup yang sangat menyedihkan dan menyayat hati para pejuang. Namun dibalik itu ternyata ada juga beberapa orang yang sudah diberikan nasi bungkus secara cuma-cuma,menolak dengan alasan “masih banyak yang membutuhkan nasi ini daripada saya”. Sungguh perkataan yang sangat menyentuh hati, ternyata diantara mereka yang masih berkekurangan mereka masih peduli dengan teman-temannya yang jauh kurang beruntung dibanding mereka. Kak Rayi kemudian bercerita dan memberikan kami sebuah pesan bahwa “Jangan pernah sekali kali menganggap remeh orang lain” karena mungkin hidup mereka yang penuh kekurangan lebih berarti dibandingkan hidup kita yang bercukupan.

    Harapan Kak Rayi dari kegiatan Berbagi Nasi ini, ketika kami wawancarai adalah kegiatan berbagi nasi ini harus berhenti. Berhenti dalam artian bahwa masyarakat sudah sadar dan bisa mandiri, masyarakat sudah sadar dan bisa merasakan hidup dibawah garis kemiskinan. Minimal mereka tidak turun lagi kejalan hanya untuk cari uang demi memenuhi kebutuhan hidupnya, namun mereka juga turut berbagi rezeki terhadap sesama. Kami berharap, apapun kondisinya kegiatan sosial seperti Berbagi Nasi ini harus selalu ada, mengingat bahwa untuk menyadarkan jutaan orang diperlukan waktu yang sangat panjang dan entah harus sampai kapan.

    Bagi para pejuang/pembagi nasi di jalanan, berbagi sebungkus nasi adalah cara yang tepat bagi mereka untuk mencurahkan rasa syukur dan belajar mengasah rasa kepekaan terhadap sesama. Dengan adanya kegiatan ini, harapannya adalah kegiatan ini tetap selalu ada dan tetap menjadi wadah untuk mempersatukan Indonesia dengan perantara sebungkus nasi. Selain itu, semoga berbagi nasi juga dapat menjadi wadah silaturahmi untuk mengumpulkan, memberdayakan, menginspirasi dan membuat kegiatan berbagi nasi dapat diperbarui ke tingkat yang lebih tinggi.

    Berbagi Nasi memberikan gambaran kepada kami, bahwasannya masih banyak sekali orang yang kurang beruntung dari kehidupan kami sampai saat ini. Kami sering kali tidak bersyukur dengan apa yang kami punya sekarang ini, kami hanya terfokus pada keinginan kami yang semu, yang membawa kami untuk terus  memenuhi kebutuhan hidup kami,tanpa peduli nasib orang lain disekitar kami. Kak Rayi selaku salah satu pejuang di Berbagi Nasi ini, mengingatkan kepada kami untuk selalu belajar tentang arti kata “bersyukur”. Dia memberikan gambaran, bahwa untuk apa hidup hanya demi memenuhi kebutuhan pribadi manusia adalah mahluk sosial, yang dimana manusia sendiri harus saling peduli dan tolong menolong kepada sesamanya.

    Dengan ini kami merasa bahwa berbagi nasi mengajarkan banyak hal, yang tidak kami sadari sampai saat ini. Berbagi nasi kembali menumbuhkan rasa kepekaan kami kepada lingkungan. Berbagi nasi kembali menyadarkan kami bahwa rasa bersyukur dan peduli dengan lingkungan sekitar, tidak membuat kami merasa dirugikan karena itu. Kami harus paham dan mengingat kembali bahwa Indonesia adalah Negara kesatuan, Negara yang menjungjung tinggi nilai-nilai “kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama”. Semoga gerakan sosial Berbagi Nasi ini terus mengepakkan sayapnya ke seluruh penjuru negeri, agar siapapun yang belum dapat hidup dengan selayaknya, merasakan bahwa Manusia adalah Teman, bukan Musuh. Manusia hadir untuk saling tolong menolong, bukan untuk mematikan kehidupan sesamanya.

II.        LAMPIRAN
    Kami melakukan kegiatan wawancara bersama Kak Rayi pada tanggal 21 April 2017, bertempat di Universitas Gunadarma Depok, Kampus H.



III.        DAFTAR PUSTAKA
http://www.berbaginasi.com/

Comments

Popular posts from this blog

STANDARD OPERATING PROCEDURES (SOP)

Kode Etik, Profesi Insinyur

ETIKA BISNIS