Berbagi Nasi Berbagi Dari Hati
I. ISI
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang terbagi di suatu lingkungan,yang pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama mengenai suatu hal. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Pada tulisan ini kami akan membahas tentang gerakan sosial “Berbagi Nasi Depok”.
Kegiatan Berbagi Nasi
sendiri pada mulanya, pertama kali dilaksanakan di kota Bandung dengan
cita-cita sederhana yaitu mereka hanya ingin semua warga Bandung sadar akan
perbuatan baik, dengan alasan berbuat baik itu,tidak harus dalam bentuk uang, kemudian
di buatlah program berbagi nasi, program yang sangat sederhana dan bisa dilakukan oleh semua
kalangan. Kegiatan berbagi nasi terbentuk atas dasar peduli dan kekuatan cinta
yang besar terhadap sesama. Sekarang kegiatan berbagi nasi sudah menyebar di
sekitar 84 kota di Indonesia. Awalnya, kegiatan berbagi nasi ini dimulai di
Bandung dari 2 orang yang konsisten menjalankannya (seminggu 3x). Hingga
ahkirnya, kegiatan ini terus menyebar melalui mulut ke mulut dan di ekspose di
berbagai media baik media cetak maupun media digital yaitu televisi, dan
akhirnya berkembang sampai penjuru nusantara, dari Aceh sampai yang terjauh
yaitu Sulawesi Utara.
Kegiatan Berbagi Nasi ini rutin dilaksanakan setiap satu minggu sekali yaitu di hari Jumat jam 9 malam. Kegiatan ini memiliki tempat berkumpul di tangga masuk Dmall Depok dan setelah mereka berkumpul mereka melakukan “Ngider” atau mencari orang yang kurang mampu di jalanan untuk membagikan sebungkus nasi kepada orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan Berbagi Nasi ini dilakukan pada malam hari karena banyak orang yang hidup dijalanan jarang memikirkan makan malam atau sering mengabaikan makan malam mereka. Padahal ketika tubuh tidur secara biologis, tubuh butuh asupan protein karena sewaktu tidur tubuh melakukan pencernaan dan semua organ tubuh bekerja pada saat kita tidur. Kegiatan Berbagi Nasi ini lebih menyasar kepada para pemulung, gelandangan, dan pekerja pekerja yang tidak memiliki penghasilan tetap seperti penjual tissue keliling.
Komunitas adalah sebuah kelompok sosial dari beberapa organisme yang terbagi di suatu lingkungan,yang pada umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama mengenai suatu hal. Dalam komunitas manusia, individu-individu di dalamnya dapat memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, preferensi, kebutuhan, risiko, kegemaran dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Pada tulisan ini kami akan membahas tentang gerakan sosial “Berbagi Nasi Depok”.
Komunitas Berbagi Nasi
Depok, didirikan pada tanggal 27 Januari 2013, pada mulanya komunitas ini
memiliki sebutan sebagai sebuah komunitas tetapi belakangan ini berubah sebutan
menjadi gerakan sosial karena gerakan sosial ini lebih mengarah kepada
kegiatan-kegiatan sosial. Komunitas kadangkala diartikan sebagai tempat “gaya-gayaan”
dan tidak berjalan sesuai tujuan awalnya. Berbagi Nasi adalah suatu gerakan
sosial yang bertujuan untuk menumbuhkan semangat berbagi dengan membagikan nasi
bungkus kepada saudara-saudara kita yang kurang beruntung dan sangat
membutuhkannya.
Latar belakang terbentuknya gerakan “Berbagi
Nasi Depok” dimulai ketika ada 4 orang founder di kota Depok, dimana salah satu
dari antara mereka senang memberi rezeki kepada orang yang tidak mampu, setelah
pulang kerja ia suka membeli nasi bungkus dan membagikannya kepada para
pemulung di sekitar stastiun. Suatu waktu ia pergi ke kota Tasikmalaya dan
ketika sampai disana ia bertemu dengan salah seorang anggota “Berbagi Nasi
Tasikmalaya” dari kesempatan itu ia diberikan kontak orang-orang yang gemar
berbagi nasi di Kota Depok. Pada ahkirnya ada sekitar 4 orang yang memiliki
kegemaran yang sama, yaitu berbagi nasi, kemudian membentuk kegiatan Berbagi
Nasi di kota Depok.
Kegiatan Berbagi Nasi ini rutin dilaksanakan setiap satu minggu sekali yaitu di hari Jumat jam 9 malam. Kegiatan ini memiliki tempat berkumpul di tangga masuk Dmall Depok dan setelah mereka berkumpul mereka melakukan “Ngider” atau mencari orang yang kurang mampu di jalanan untuk membagikan sebungkus nasi kepada orang-orang yang membutuhkan. Kegiatan Berbagi Nasi ini dilakukan pada malam hari karena banyak orang yang hidup dijalanan jarang memikirkan makan malam atau sering mengabaikan makan malam mereka. Padahal ketika tubuh tidur secara biologis, tubuh butuh asupan protein karena sewaktu tidur tubuh melakukan pencernaan dan semua organ tubuh bekerja pada saat kita tidur. Kegiatan Berbagi Nasi ini lebih menyasar kepada para pemulung, gelandangan, dan pekerja pekerja yang tidak memiliki penghasilan tetap seperti penjual tissue keliling.
( https://twitter.com/berbaginasidpk?lang=id )
Selain Berbagi Nasi, gerakan ini juga
melakukan kegiatan “Berbagi Sarapan” yang dilaksanakan setiap bulan di hari minggu
pagi dan diluar kegiatan berbagi nasi, mereka juga melakukan kegiatan buka
bersama atau sahur bersama di bulan Ramadhan. Selain itu mereka juga setiap
tahunnya, melaksanakan donor darah dan kegiatan-kegiatan lain yang sifatnya
sosial dan bentuknya berbagi.
Kegiatan ini juga sering mendapatkan
kendala seperti saat mereka memberikan nasi bungkus kepada orang yang salah,
seharusnya memberikan nasi bungkus kepada para gelandangan tetapi ternyata
mereka memberikannya kepada orang dengan gangguan kejiwaan dan mendapatkan
respon yang cukup aneh. Namun mereka tidak gentar untuk terus berbagi kebaikan
kepada sesamanya, mereka tidak pernah kapok untuk terus menuai kebaikan kepada
sesama.
Kegiatan Berbagi Nasi ini memiliki
sumber dana murni yang berasal dari donatur dan kebetulan kegiatan Berbagi Nasi
ini juga aktif di berbagai media sosial untuk menyebarkan informasi dan promosi
agar para donatur yang ingin memberikan rezekinya berupa donasi. semuanya murni
dari donator, entah itu berasal dari anggota kegiatan ini sendiri atau dari
luar anggota berbagi nasi. Pejuang Nasi sendiri adalah istilah yang digunakan
kepada teman-teman yang ikut berpartisipasi baik secara finansial, berdonasi
nasi bungkus, maupun teman-teman yang ikut serta dalam membantu membagikan nasi
bungkus.
Ketertarikan Kak Rayi untuk mengikuti
gerakan sosial Berbagi Nasi ini diawali oleh ajakan kaka kelasnya yang
merupakan founder atau pendiri berbagi nasi. Keterbatasan armada atau
kendaraan, membuat kinerja gerakan sosial ini sedikit terhambat, karena banyak
donatur yang memberikan sumbangan atau donasinya ditempat yang sulit untuk
dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Kak Rayi yang memiliki kendaraan bermotor
berrendah hati untuk meminjamkan kendaraannya untuk dipakai dalam kegiatan
Berbagi Nasi Depok yang membuat dirinya mau tidak mau ikut dalam kegiatan
berbagi nasi. Ketika ia mengikuti para pejuang yang membagikan nasi kepada
orang-orang yang tidak mampu, hati Kak Rayi tergerak dan sangat menyambut baik
gerakan sosial ini. Pada ahkirnya Kak Rayi selalu mengikuti kegiatan sosial
ini,yang membuat dirinya menjadi salah satu pejuang aktif di gerakan sosial
“Berbagi Nasi Depok”.
Namun sangat disayangkan, anggota Berbagi
Nasi Depok yang aktif lebih banyak
berasal dari pekerja pekerja kantoran, dan mahasiswa-mahasiswa yang berasak
dari luar daerah. Hal ini membuat regenerasi kegiatan Berbagi Nasi, dari tahun
ke tahun semakin berkurang dikarena banyak diantara mereka yang kembali ke
kampung halamannya karena sudah menamatkan masa kuliahnya di kota Depok. Bagi
mereka yang bekerja di kantor-kantor swasta maupun negeri, kadang kala juga
menjadi terbatas dalam menyediakan waktunya untuk Berbagi Nasi,karena kesibukan
yang melanda. Banyak juga diantara mereka yang bekerja jauh di Kota Depok,yang
sangat menyulitkan mereka untuk kembali bergabung dan mengikuti kegiatan ini. Berbagi
nasi sangat membutuhkan para pejuang baru, para pejuang yang senantiasa rela
untuk meluangkan waktunya berbagi kebaikan kepada setiap orang di jalanan.
Kegiatan ini umum untuk siapapun yang ingin ikut ke dalam kegiatan Berbagi
Nasi, yang hanya ingin se-sekali datang atau memang ingin aktif setiap
minggunya bisa langsung datang ke dalam kegiatan berbagi nasi ini. Mari kita
teruskan perjuangan para founder dalam melakukan kegiatan yang sangat mulia ini
kepada sesama kita,jangan sampai kegiatan ini meredup dan menghilang, seperti yang
terjadi di beberapa kota seperti salah satunya yaitu kota Bogor.
Kegiatan yang dilakukan saat berbagi nasi
tidak hanya terbatas dengan berbagi nasinya saja. namun menurut penuturan Kak
Rayi, para pejuang juga melakukan “basa basi/obrolan secara personal”. Banyak
diantara pejuang yang ahkirnya mengetahui kendala atau sebab mereka (para
gelandangan,dll) hidup dan bermalam
dijalanan. Bahkan ada beberapa diantara orang orang yang hidup dijalanan itu, diberikan
bantuan berupa moral dan dana karena keterbatasannya dalam memenuhi kebutuhan
hidup yang sangat menyedihkan dan menyayat hati para pejuang. Namun dibalik itu
ternyata ada juga beberapa orang yang sudah diberikan nasi bungkus secara
cuma-cuma,menolak dengan alasan “masih banyak yang membutuhkan nasi ini daripada
saya”. Sungguh perkataan yang sangat menyentuh hati, ternyata diantara mereka
yang masih berkekurangan mereka masih peduli dengan teman-temannya yang jauh
kurang beruntung dibanding mereka. Kak Rayi kemudian bercerita dan memberikan
kami sebuah pesan bahwa “Jangan pernah sekali kali menganggap remeh orang lain”
karena mungkin hidup mereka yang penuh kekurangan lebih berarti dibandingkan
hidup kita yang bercukupan.
Harapan Kak Rayi dari kegiatan Berbagi Nasi
ini, ketika kami wawancarai adalah kegiatan berbagi nasi ini harus berhenti. Berhenti
dalam artian bahwa masyarakat sudah sadar dan bisa mandiri, masyarakat sudah
sadar dan bisa merasakan hidup dibawah garis kemiskinan. Minimal mereka tidak turun lagi kejalan hanya untuk cari uang
demi memenuhi kebutuhan hidupnya, namun mereka juga turut berbagi rezeki
terhadap sesama. Kami berharap, apapun kondisinya kegiatan sosial seperti
Berbagi Nasi ini harus selalu ada, mengingat bahwa untuk menyadarkan jutaan
orang diperlukan waktu yang sangat panjang dan entah harus sampai kapan.
Bagi para pejuang/pembagi nasi di jalanan, berbagi
sebungkus nasi adalah cara yang tepat bagi mereka untuk mencurahkan rasa syukur
dan belajar mengasah rasa kepekaan terhadap sesama. Dengan adanya kegiatan ini,
harapannya adalah kegiatan ini tetap selalu ada dan tetap menjadi wadah untuk
mempersatukan Indonesia dengan perantara sebungkus nasi. Selain itu, semoga
berbagi nasi juga dapat menjadi wadah silaturahmi untuk mengumpulkan, memberdayakan,
menginspirasi dan membuat kegiatan berbagi nasi dapat diperbarui ke tingkat
yang lebih tinggi.
Berbagi Nasi memberikan
gambaran kepada kami, bahwasannya masih banyak sekali orang yang kurang
beruntung dari kehidupan kami sampai saat ini. Kami sering kali tidak bersyukur
dengan apa yang kami punya sekarang ini, kami hanya terfokus pada keinginan
kami yang semu, yang membawa kami untuk terus memenuhi kebutuhan hidup kami,tanpa peduli nasib orang lain disekitar
kami. Kak Rayi selaku salah satu pejuang di Berbagi Nasi ini, mengingatkan
kepada kami untuk selalu belajar tentang arti kata “bersyukur”. Dia memberikan
gambaran, bahwa untuk apa hidup hanya demi memenuhi kebutuhan pribadi manusia
adalah mahluk sosial, yang dimana manusia sendiri harus saling peduli dan
tolong menolong kepada sesamanya.
Dengan ini kami merasa bahwa berbagi nasi
mengajarkan banyak hal, yang tidak kami sadari sampai saat ini. Berbagi nasi
kembali menumbuhkan rasa kepekaan kami kepada lingkungan. Berbagi nasi kembali
menyadarkan kami bahwa rasa bersyukur dan peduli dengan lingkungan sekitar, tidak
membuat kami merasa dirugikan karena itu. Kami harus paham dan mengingat
kembali bahwa Indonesia adalah Negara kesatuan, Negara yang menjungjung tinggi
nilai-nilai “kebersamaan dan kepedulian terhadap sesama”. Semoga gerakan sosial
Berbagi Nasi ini terus mengepakkan sayapnya ke seluruh penjuru negeri, agar
siapapun yang belum dapat hidup dengan selayaknya, merasakan bahwa Manusia
adalah Teman, bukan Musuh. Manusia hadir untuk saling tolong menolong, bukan
untuk mematikan kehidupan sesamanya.
II. LAMPIRAN
Kami melakukan kegiatan
wawancara bersama Kak Rayi pada tanggal 21 April 2017, bertempat di Universitas
Gunadarma Depok, Kampus H.
III. DAFTAR PUSTAKA
http://www.berbaginasi.com/
Comments
Post a Comment